Pada foto, Bulan tampak seperti sedang sabit dan purnama di saat yang sama! Itu karena ada cahaya Matahari yang terpantul dari permukaan Bumi dan menyinari sisi Bulan yang tidak berhadapan dengan Matahari. Inilah yang disebut cahaya Bumi. Baru-baru ini, para astronom menggunakan cahaya Bumi untuk membantu mencari alien atau makhluk asing.
Tanda-tanda kehidupan bisa ditemukan dalam sejumlah gas tertentu di atmosfer planet seperti oksigen, ozon, metana dan karbon dioksida. Dan para astronom dapat mengetahui gas apa saja yang ada di atmosfer planet dengan mempelajari cahaya yang dipantulkan oleh si planet - cahaya Planet tersebut.
Tapi, sinar planet ini sangat redup dan tenggelam dalam terangnya cahaya bintang, sehingga sulit untuk diamati. Namun ketika cahaya bintang dipantulkan oleh planet, sesuatu terjadi pada cahaya itu dan mengubah beberapa sifatnya. Bagi para astronom cahaya yang berubah tersebut “terpolarisasi”. Karena itu, dengan mengamati secara khusus cahaya yang terpolarisasi itu, astronom dapat memilah cahaya redup dari planet.
Para astronom pun mencobanya dengan mempelajari cahaya Bumi. Hasilnya, mereka bisa mengetahui kalau sebagian atmosfer Bumi merupakan awan dan di permukaannya terdapat lautan dan tumbuhan. Artinya, para astronom menemukan kehidupan di Bumi! Mungkin hal ini terdengar bodoh, tapi metode baru tersebut bisa diterapkan untuk mencari kehidupan di planet lain di alam semesta!
Fakta menarik
Awan di Bumi memantulkan lebih banyak cahaya Matahari daripada lautan dan daratan. Artinya, cahaya Bumi akan lebih terang jika sedang berawan.
Información adicional
Space Scoop ini disadur dari Press Rilis ESO.
Share: